27 Desember 2008

Jawara Nasi Kuning Jalan Jelawat

Nasi Kuning Acil Ida

Isi menu:
Nasi kuning (tentunya khas Samarinda, nasi kuning dimasak menggunakan santan dan daun pandan)
Daging sapi masak merah (Iwak Daging) atau ikan haruan masak merah (Iwak Haruan).
Kalau terlalu pedas, terutama untuk anak kecil, bisa bilang: diangkat (tanpa bumbu)
1/2 Telur pindang (Intalu)
Serundeng (parutan kasar kelapa yang digoreng kering)
Bi hun/So hun

Nama Tempat/Lokasi:
Jalan Jelawat, simpang jembatan layang AR Hakim dan jalan Biawan. Tepat di depan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Jalan Jelawat
Ancar-ancarnya apabila dari arah Jl. AR Hakim, lokasinya disebelah kanan jalan. Terlihat dari atas jembatan.

Jam buka:
06.30 WITA - habis (biasanya sampai 07.30 WITA sudah habis)

Opini Singkat:

Acil Ida ini sudah berjualan nasi kuning dan lontong sekitar 20 tahunan. Dari rasa, sejauh saya berpetualang di Samarinda, belum ada yang bisa mengalahkan kegurihan nasi kuning buatan Acil Ida.
Di Minggu pagi hari, jika mampir kesana, saya banyak bertemu kolega-kolega Kepala Dinas, Anggota DPR, Dosen, hingga pejabat-pejabat yang ikut menikmati/mampir membeli nasi kuning disana.
Apabila Anda ingin merasakan nasi kuning yang betul-betul khas Samarinda, inilah jawara nasi kuning di Samarinda.
Sayangnya, rasa tidak berkompromi dengan harga. Harga nasi kuning Acil Ida sekitar Rp. 1000-2000 lebih mahal dari nasi kuning lainnya. Namun siapa yang dapat membohongi lidah? Warung ini tetap saja laris manis dikunjungi pembeli. Dalam 1 jam buka warung, dagangannya telah habis terjual. Jadi, Anda harus bangun pagi dan rela mengantri...

Rekomendasi:
1. Rasa: 4.5 /5
2. Kebersihan: 4 /5
3. Kecepatan Layanan: 3 /5
4. Kemudahan Parkir/Akses: 4 /5
5. Harga: 3 /5
Keseluruhan: 4 /5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar